Minggu, 16 September 2012

I AM BROWN SKINNED GIRL. SO WHAT?

Diposting oleh Unknown di 10.31
Every human is a limited edition person, Nggak ada seorangpun di muka bumi yang dilahirkan dengan keadaan yang sama persis secara fisik dan psikis.Setiap diri kita adalah masterpiece  buatan Tuhan yang sangat berharga. Dan masterpiece tercantik yang pernah diciptakan Tuhan salah satunya adalah kita, WANITA.



Maka berbahagialah yang ditakdirkan Tuhan untuk hidup di dunia sebagai seorang wanita. Karena Tuhan telah memberikan kita kepercayaan untuk menjadi maskot kecantikan, keindahan, dan kelembutan.

Tuhan sendiri bilang, kalau manusia di bumi ini adalah sama kecuali dalam hal ketaqwaannya. Nggak terkecuali wanita.

Jadi nggak ada tuh yang namanya indikator kecantikan yang selama ini dianut manusia khususnya di Indonesia.

Yang katanya kalo punya hidung mancung baru bisa dibilang cantik, badan tinggi langsing baru bisa dibilang cantik, rambut lurus baru bisa dibilang cantik, bibir tipis baru bisa dibilang cantik, kulit putih baru bisa dibilang cantik.

Indikator yang kedengaran maha sempurna itu diciptakan oleh manusia yang sebenernya sama sekali nggak sempurna!


Saya sendiri menganut prinsip “every human is a limited edition person”. Saya menganggap setiap perbedaan pada manusia itu cantik dan indah. Coba bayangkan kalo kamu pake baju baru yang bagus sekali ke kampus, tapi ternyata di kampus, bukan kamu sendiri yang memakai baju seperti itu. Ada 10 orang teman kamu yang ternyata semuanya mengenakan baju persis sama seperti kamu. Bagaimana?
Kalau saya sih malu. “Ternyata baju yang saya sukai pasaran banget :(”

Ya seperti itulah kira-kira.


Ohya, kebetulan saya wanita dengan keadaan fisik yang jauh menyimpang dari indikator-indikator buatan manusa seperti diatas

1. Kulit saya cokelat
2. Bibir saya nggak tipis (baca : agak tebel tapi seksi) :p
3. Hidung saya gak mancung
4. Mata saya sipit
5. Alis mata dan bulu mata saya gersang

Yang paling mending dari fisik saya adalah badan saya yang agak tinggi, dan Alhamdulillah fleksibel sekali, gampang digendutin, dan gampang dikurusin. Hehehe

Saya dengan fisik saya yang istimewa ini beberapa kali pernah menjadi korban indikator-indikator buatan manusia itu.
Tempo hari saya sedang bergurau dengan seorang konco laki-laki (biar gaul pake kata ‘konco’ :p)

A       : Aduh pengen yang manis manis euy! 
Saya : Adanya AQU*, minum aja deh! tapi minumnya harus liat aku pasti manis banget rasanya! 
A      : Nggak ah pait! 
Saya : nah kenapa? 
A      : kamu kan kopi 
Saya : kok kopi? 
A      : iya tuh liat kulitnya item kayak kopi. (seraya membandingkan kulit telapak tangan saya dengan telapak tangannya yang warnanya sedikit lebih cerah)

Saya tau maksud dia cuma sebatas bercanda, Tapi jujur ketika itu saya kaget, saya kira laki-laki nggak akan membicarakan hal seperti itu di depan wanita. Tersinggung? sedikit! Hehe. Siapa sih yang nggak tersinggung ketika fisiknya dicela, walaupun rasa tersinggung itu hanya selintas dan nggak terlalu berpengaruh. Saya sih cuma bisa tertawa mendengarnya.

Kasus kedua, sebenarnya terjadi waktu saya masih duduk di bangku kelas 2 SMP, waktu itu ada teman perempuan saya (sebut saja Bunga) yang membandingkan warna telapak tangan saya dengan telapak tangan dia dan dia dengan lantangnya bilang sampai se-isi kelas melihat ke arah saya dan menelusur tubuh saya dari ujung rambut sampai ujung kaki “Ih! Shindy kok item banget sih!”
Sungguh 5 kata yang membuat prinsip “I am brand ambassador for my self” saya runtuh berat.

Saya pun punya seorang teman yang badannya ‘subur’. Tapi dengan jujur saya ingin sekali bicara padanya bahwa dia adalah wanita gemuk yang tercantik yang pernah saya temui. Hatinya sangat mulia, dan hidupnya penuh dedikasi. Tapi berkat seseorang yang sebenarnya jauh tidak lebih ‘cantik’ darinya telah  sukses memakinya dengan sebutan ‘bola lemak’, teman saya pun akhirnya menyerah dan memutuskan untuk menjalani diet ketat sampai merasakan yang namanya pingsan gara-gara kurang asupan nutrisi.

Ah, Bukan apa-apa,
Sedih saja rasanya ketika sejak dini pola pikir manusia khususnya Indonesia telah dikotak-kotakkan secara kaku oleh media.

Ya! Benar! ORANG-ORANG YANG MENGANUT INDIKATOR KECANTIKAN ITU ADALAH BUDAK BUDAK MEDIA.

Betapa tidak, Sejak bayi kita sudah disuguhi TV yang di dalamnya memuat iklan-iklan obat pemutih kulit dan pelangsing tubuh, seraya menunjukkan pada kita bahwa kecantikan Cuma milik orang orang yang bertubuh ramping dan berkulit putih.
Majalah-majalah menampilkan model-model dengan rambut lurus dan panjang seraya kecantikan bukanlah milik wanita-wanita yang dilahirkan dengan rambut kribo.
Makin banyak orang yang melakukan operasi plastik dan ‘suntik sana-sini’ yang sebenarnya sangat membahayakan nyawanya. Semuanya hanya demi ‘kecantikan’ yang sebenarnya malah hanya sebuah bentuk kesalahpahaman arti ‘cantik’ dari manusia itu sendiri. Oh please! What the hell do that for?

‘Cantik’ seperti itu hanyalah asumsi! Padahal tidak semua asumsi itu benar!
Untuk apa sih membuang uang mahal-mahal untuk obat pemutih dengan efek singkat yang nyatanya berbahaya bagi kesehatan kita? Untuk apa sih bela-belain suntik botox di hidung,pantat,atau dada biar terlihat montok kalau sebenarnya yang kayak begitu malah membahayakan nyawa??

Saya heran, kenapa kita para wanita harus putih dulu, harus langsing dulu, harus montok dulu biar dibilang cantik???
Nggak cukupkah kecantikan yang Tuhan berikan kepada kita?

Tuhan menciptakan kita dengan sesempurna mungkin, tapi tetap saja nggak ada puasnya.

Demand factors dari para cowok? Ah.
Cowo-cowo yang memintamu melakukan hal-hal di atas cuma butuh fisik kamu untuk dipamerkan di depan teman-temannya, berharap teman-temannya menganggapnya hebat karena bisa menaklukan wanita yang menurutnya ‘cantik’ itu (rasanya kayak pajangan nggak sih??), Atau bahkan lebih buruk, mereka memintamu karena syahwat! (Astagfirullah, pait pait pait! *ketuk ketuk meja*) :|

Cowo yang benar-benar mencintai kita apa adanya suatu hari PASTI akan datang. Tanpa harus bleaching kulit terlebih dulu, tanpa harus suntik botox atau sedot lemak dulu, tanpa harus menyuruh kamu jatuh miskin karena biaya operasi plastik sangat mahal.

Just be your self. Jadilah diri kamu sendiri. Biarkan seseorang yang mencintai kamu sebagai diri kamu sendiri itu datang di saat dan waktu yang tepat.

Jadi, kalau saya boleh nimpalin orang-orang yang mencibir fisik saya, saya mau bilang “Alhamdulillah yah" (ala Syahrini), kulit saya cokelat sehat, nggak perlu lagi sun bathing ala artis-artis Hollywood biar dapet kulit eksotis. Tuhan begitu sayangnya sama saya, buktinya ketika orang lain bela-belain panas-panasan seharian demi mendapatkan kulit yang eksotis, Tuhan malah sudah memberikan saya hal itu secara takdir ketika dilahirkan oleh ibunda saya tercinta.”

Terimakasih Tuhan, untuk kelengkapan fisik dan kesehatan yang Engkau anugerahkan..

Hello human race! I AM BROWN-SKINNED GIRL, SO WHAT????? :))

0 komentar:

Posting Komentar

 

Shindy Yulia Salsabila Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos