Sabtu, 09 Februari 2013

Sadgenic

Diposting oleh Unknown di 07.37
"Ada Tuan Putri terlalu nyaman berselimut sepi. Hanya sesekali mengintip, lalu mundur lagi. Hanya berbicara cinta, takut mengalaminya."


"Aku hanya berhati-hati dengan hati. Karena sekali aku remuk lagi, waktu tak sanggup mengobatiku lagi."

"Dibalik sakit yang merepih hati, bukankah cinta pernah terasa indah? Lalu mengapa harus takut dengan sakit yang mungkin mendera?"

"Sakit yang pernah aku dera, hampir membuat aku mati rasa. Biar kupulihkan walau menelan sepi, dia akan datang menaklukan takutku ini"


...


Ada orang yang tidak tahu kalau dia itu sebenarnya terluka, padahal sekian bisik hingga teriakan sekitar sudah lalu lalang di telinga. Bebal, dia tidak akan percaya apapun yang merambat lewat suara.

Yang didengarkan cuma detak jantung sendiri. "Selama masih berdenyut, apa itu luka?" ungkapnya.

Berjalan terus, terus, terus dan terus. "Mana luka? Tak ada... Aku baik-baik saja". Hingga ia bertemu cermin, sebesar tubuhnya.

Lalu didapati pantul bayangan diri, dia mengenalkannya pada luka yang dianggap tak ada. Mengingatkan kalau sakit, itu juga sebuah rasa.

Kenali sakitmu, lalu kau bisa menyembuhkannya. Kalau pura-pura lupa, perlahan mati semua rasa.


...


Jangan terlalu diam, nanti ada luka yang tertawa riang dan hening yang menangis terlalu dalam.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Shindy Yulia Salsabila Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos