Kebutuhan Vitamin C Harian Kita 1000mg? Ah, Kata Siapa?

Akhir-akhir ini teman-teman di sekitar saya sedang marak-maraknya mengonsumsi vitamin C 1000mg. Maklum, mahasiswa tingkat atas yang sedang dalam tekanan tugas akhir dan faktor cuaca yang sedang dalam tahap peralihan agak-agak bikin imunitas tubuh menurun. Kata mereka, mengutip salah satu slogan iklan minuman vitamin C di TV yang bintang iklannya Miss-miss Universe itu, vitamin C dosis tinggi (1000mg) bisa membantu memperbaiki produksi dan fungsi imun tubuh kita. Dari situlah saya yang kuliah di bidang kesehatan jadi kepikiran sendiri. “Emang iya gitu? Segitu banyaknya? Emang nggak bahaya?”

Rasa penasaran saya akhirnya sampai pada tahap pencarian literatur lewat salah satu textbook di perpustakaan kampus. Dan inilah yang saya dapatkan :

Dosis harian vitamin C orang dewasa berkisar antara 75-90mg saja.Bukan 1000mg seperti yang iklan-iklan bilang. Kebutuhan ini dapat dipenuhi dengan konsumsi buah-buahan dan sayur mayur yang dikonsumsi sehari-hari. Bahkan 1 buah kiwi dapat mencukupi kebutuhan vitamin C kita dalam 1 hari.

Penggunaan vitamin C dengan dosis berlebihan dalam waktu yang lama tidak dibenarkan dan tidak bijaksana. Penggunaan vitamin C dosis tinggi dalam waktu yang lama dapat mengakibatkan :

• Terganggunya penyerapan vitamin B12 (padahal vitamin B12 sangat dibutuhkan dalam menormalkan fungsi saraf otak dan berperan dalam produksi sel-sel darah merah). 

• Sering menyebabkan kelebihan produksi asam lambung yang dapat mencetuskan diare, penyakit gastritis, dan perforasi (iritasi) dinding lambung.  

• Menimbulkan urikosuria (suatu peningkatan kadar asam urat dalam air kemih) yang dapat memicu terbentuknya batu oksalat dalam ginjal (batu ginjal). 

• Pada konsumsi vitamin C dengan dosis di atas 2.000 mg sehari kabarnya dapat mengakibatkan kerusakan jaringan otak (nahloh!?)

Wah, ternyata vitamin yang protagonis pun kalau berlebihan bisa jadi antagonis, ya?

Dari buku yang saya baca, katanya konsumsi suplemen vitamin C boleh-boleh saja kok. Asal dosis yang dikonsumsi tidak terlalu besar dan konsumsinya tidak terlalu sering. Bukan cuma vitamin C. suplemen lain pun begitu. Akan lebih baik kalau kita cari tahu dulu tentang keuntungan, kerugian, dan dosis yang aman sebelum mengonsumsi. Wah, saya juga jadi ikut tercerahkan nih sebagai konsumen suplemen vitamin C.

Regards! :)

Sumber :

Isselbacher, dkk. (1999). Harisson: Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam Edisi 13 Volume 1. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC